“Selalu Ada Harapan di Tengah Kesulitan”
Di balik berbagai kesulitan, penderitaan, dan
keputusassaan yang kita alami, selalu ada kuasa Allah Swt!
Maka yang harus kita lakukan adalah berupaya agar Allah
berkenan hadir dalam kehidupan kita. Itu saja! Karena tidak ada yang tidak
mungkin, jika Allah sudah berkehendak. Lalu apa alasan kita untuk berputus asa
dan bersedih hati?
“Sesungguhnya keadaan Nya
apabila dia menghendaaki sessuatu hanyalah berkata kepadannya, ‘jadilah!’ maka
terjadilah ia. Maka Mahasuci Allah yang dtangan Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada Nya lah kamu
dikembalikan. “ (QS> YAsin ;82-83).
Kutipan-kutipan
kalimat tersebut adalah bagian dari ikhtisar sebuah buku yang berjudul “Kun
Fayakun, yang bertema Selalu Ada Harapan di tengah kesulitan”, Buku tersebut diitulis
oleh seorang kiyai yang saat ini begitu masyhur yang bernama Ustadz Yusuf
Mansur. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai pakar sedekah, baca bukunya
yang berjudul “The Miracle of Giving” setelah melewati jalan dari kegelapan ke
terang benderang (buku : Mencari Tuhan yang hilang), dan banyak jenis buku
beliau yang sangat mudah dipahami dan diserap maknanya. Selain itu beliau juga
adalah pendiri pondok pesantren tahfizul Quran, dan mendirikan santri tahfiz online
dunia. Semoga beliau dan keluarga, semua alim ulama, semua para penghafal
Al-Quran di dunia ini, tetap dijaga keistiqomahannya untuk membimbing umat hingga
kembali kepada yang Kuasa. Aamiin.
Untuk yang
belum pernah membacanya, sedikit ingin berbagi isi buku beliau yang berjudul ‘’Selalu Ada Harapan Di Tengah Kesulitan’’.
Di awal bab, yang berjudul “harapan
dan optimisme ditengah permasalahan dan keinginan” beliau berbicara tentang
tulisan yang sering kali menggambarkan isi hati dari seseorang. Ketika itu, beliau
melihat tulisan di sebuah mobil yang mengutarakan
‘’ putus cinta…?
Itu mah biasa.
Putus asa…?
Itu
baru tidak biasa..”
Hampir
mirip dengan kalimat tersebut,beliaujuga menemukan
“putus cinta itu biasa.
Putus asa?
Baru luar biasa!
Putus rem…?
Bisa mati kita!
Ketika
itu beliau bersama temannya yang bernama haji Zaenuri mengatakan kepada beliau “apalah
artinya putus cinta, karena paling banter satu dua tahun saja sedih dan merananya.
Separah-parahnya putus asa, muungkin bisa
di motivasi ulang, nah kalau putus rem mautlah yang menanti”.
“Namun keputusasaan lebih sering
membuat nyawa terlepas dari jasad, membuat seakan hidup tanpa ruh dan jiwa.
Hilang semangat hidup, maka hilang lah semangat segala-galanya.”
Begitulah
keputusasaan dipaparkan oleh ustadz Yusuf Mansur. Ternyata memang benar,
kegagalan dalam mencapai suatu hal, sering sekali membuat semangat hidup hilang
tanpa jiwa. Manusia memang diciptakan berkeluh kesah, kecuali orang yang selalu
bersabar dan mensyukurinya. Bersabar bukanlah suatu hal yang mudah diimplementasikan,
namun butuh kekuatan menghadapi kondisi jiwa. Kekuatan tersebut adalah dengan
jalan “ MENCIPTAKAN SUASANA KETERGANTUNGAN
KITA KEPADA PENCIPTA”
Di dalam Al Quran surat Fussilat ayat 49
“Manusia itu tiada jemu memohon kebaikan, dan jika mereka
ditimpa malapetaka, maka ia menjadi putus asa lagi putus harapan”.
Pada ayat yang ke-51
“Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling
dan menjauhkan diri..”
Sungguh.. ayat tersebut nyata, tiada lepas
seorang diri yang terus memohon kebaikan, namun setelah ditimpa malapetaka
menjadi putus harapan. Ayat ini juga mengingatkanku seorang teman yang
mengatakan, “aku ingin minta kepada Allah, tetapi aku tau diri, jadi aku malu
minta kepada Nya”. Saat itupun terpikir,dosa begitu sering dilakukan, menjadi
seorang hamba yang benar-benar taat pun belum bisa, seharusnya aku malu minta
kepada Nya”
Pertanyaannya sekarang, jika tidak memohon kepada Allah, lalu kepada
siapa lagi harus memohon pertolongan? Jika tidak memohon pada Nya, bukankah
berarti kita termasuk hamba yang sombong?
Seringkali
ketika seorang hamba meminta pertolongan kepada manusia, namun
pertolongan itu sering kali tidak dibalas. Ketika kita minta pertolongan kepada
manusia, sejatinya yang menolong kita adalah Allah. Dalam hal ini yang
diperlukan adalah “Allah dulu, Allah lagi… dan
Allah terus..” (silahkan
dengarkan ceramah beliau di wisata hati.com). Penulispun ketika menghadapi
sebuah masalah namun tak mampu menyelesaikannya, seringkali memohon dan
bertanya bolehkah hamba bercerita setelah bercerita kepadaMu. Terkadang semua
ini adalah rasa kekhilafan kepada Nya. Semoga Allah Mengampuni. Namun tetap saja
sejatinya yang menolong hanyalah Allah. Karena itu, ketika hati benar-benar
menyepi dalam cintanya, akan terasa nikmat,
tidak ada harapan selain kepadaNya. (silahkan dibaca blog penulis yang berjudul
“Cinta yang Mendekatkan Cinta” bagi yang belum membacanya).
Nasehat
ini bukan semata untuk orang yang membaca tulisan ini, namun tulisan ini
tentunya untuk diri sendiri penulis, Mohon doa dari pembaca semoga Allah
mengampuni kekhilafan hamba Nya.
NB : untuk teman-teman yang sering
menggunakan internet, mari bantu membeli Indonesia kembali bersama Ustadz Yusuf
Mansur, insyAllah halal dan berkah. silahkan buka link http://www.sobatvsi.com/?id=bqmus_zahra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar