Jumat, 19 September 2014

Selalu Ada Harapan di tengah Kesulitan


“Selalu Ada Harapan di Tengah Kesulitan”
          Di balik berbagai kesulitan, penderitaan, dan keputusassaan yang kita alami, selalu ada kuasa Allah Swt!
          Maka yang harus kita lakukan adalah berupaya agar Allah berkenan hadir dalam kehidupan kita. Itu saja! Karena tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah sudah berkehendak. Lalu apa alasan kita untuk berputus asa dan bersedih hati?
“Sesungguhnya keadaan Nya apabila dia menghendaaki sessuatu hanyalah berkata kepadannya, ‘jadilah!’ maka terjadilah ia. Maka Mahasuci Allah yang dtangan Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada Nya lah  kamu dikembalikan. “ (QS> YAsin ;82-83).
       Kutipan-kutipan kalimat tersebut adalah bagian dari ikhtisar sebuah buku yang berjudul “Kun Fayakun, yang bertema Selalu Ada Harapan di tengah kesulitan”, Buku tersebut diitulis oleh seorang kiyai yang saat ini begitu masyhur yang bernama Ustadz Yusuf Mansur. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai pakar sedekah, baca bukunya yang berjudul “The Miracle of Giving” setelah melewati jalan dari kegelapan ke terang benderang (buku : Mencari Tuhan yang hilang), dan banyak jenis buku beliau yang sangat mudah dipahami dan diserap maknanya. Selain itu beliau juga adalah pendiri pondok pesantren tahfizul Quran, dan mendirikan santri tahfiz online dunia. Semoga beliau dan keluarga, semua alim ulama, semua para penghafal Al-Quran di dunia ini, tetap dijaga keistiqomahannya untuk membimbing umat hingga kembali kepada yang Kuasa. Aamiin.
Untuk yang belum pernah membacanya, sedikit ingin berbagi isi buku beliau yang berjudul ‘’Selalu Ada Harapan Di Tengah Kesulitan’’.
          Di awal bab, yang berjudul “harapan dan optimisme ditengah permasalahan dan keinginan” beliau berbicara tentang tulisan yang sering kali menggambarkan isi hati dari seseorang. Ketika itu, beliau melihat tulisan di sebuah mobil yang mengutarakan
          ‘’ putus cinta…?
          Itu mah biasa.

Putus asa…?
Itu baru tidak biasa..”

Hampir mirip dengan kalimat tersebut,beliaujuga menemukan

          “putus cinta itu biasa.
          Putus asa?
          Baru luar biasa!
          Putus rem…?
          Bisa mati kita!

Ketika itu beliau bersama temannya yang bernama haji Zaenuri mengatakan kepada beliau “apalah artinya putus cinta, karena paling banter satu dua tahun saja sedih dan merananya. Separah-parahnya  putus asa, muungkin bisa di motivasi ulang, nah kalau putus rem mautlah yang menanti”.

“Namun keputusasaan lebih sering membuat nyawa terlepas dari jasad, membuat seakan hidup tanpa ruh dan jiwa. Hilang semangat hidup, maka hilang lah semangat segala-galanya.”

          Begitulah keputusasaan dipaparkan oleh ustadz Yusuf Mansur. Ternyata memang benar, kegagalan dalam mencapai suatu hal, sering sekali membuat semangat hidup hilang tanpa jiwa. Manusia memang diciptakan berkeluh kesah, kecuali orang yang selalu bersabar dan mensyukurinya. Bersabar bukanlah suatu hal yang mudah diimplementasikan, namun butuh kekuatan menghadapi kondisi jiwa. Kekuatan tersebut adalah dengan jalan “ MENCIPTAKAN SUASANA KETERGANTUNGAN KITA KEPADA PENCIPTA

Di dalam Al Quran  surat Fussilat  ayat 49

Manusia itu tiada jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka, maka ia menjadi putus asa lagi putus harapan”.

Pada ayat yang ke-51

“Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri..”

Sungguh.. ayat tersebut nyata, tiada lepas seorang diri yang terus memohon kebaikan, namun setelah ditimpa malapetaka menjadi putus harapan. Ayat ini juga mengingatkanku seorang teman yang mengatakan, “aku ingin minta kepada Allah, tetapi aku tau diri, jadi aku malu minta kepada Nya”. Saat itupun terpikir,dosa begitu sering dilakukan, menjadi seorang hamba yang benar-benar taat pun belum bisa, seharusnya aku malu minta kepada Nya”
Pertanyaannya sekarang,  jika tidak memohon kepada Allah, lalu kepada siapa lagi harus memohon pertolongan? Jika tidak memohon pada Nya, bukankah berarti kita termasuk hamba yang sombong?
          Seringkali  ketika seorang hamba  meminta pertolongan kepada manusia, namun pertolongan itu sering kali tidak dibalas. Ketika kita minta pertolongan kepada manusia, sejatinya yang menolong kita adalah Allah. Dalam hal ini yang diperlukan adalah “Allah dulu, Allah lagi… dan Allah terus..” (silahkan dengarkan ceramah beliau di wisata hati.com). Penulispun ketika menghadapi sebuah masalah namun tak mampu menyelesaikannya, seringkali memohon dan bertanya bolehkah hamba bercerita setelah bercerita kepadaMu. Terkadang semua ini adalah rasa kekhilafan kepada Nya. Semoga Allah Mengampuni. Namun tetap saja sejatinya yang menolong hanyalah Allah. Karena itu, ketika hati benar-benar menyepi dalam  cintanya, akan terasa nikmat, tidak ada harapan selain kepadaNya. (silahkan dibaca blog penulis yang berjudul “Cinta yang Mendekatkan Cinta” bagi yang belum membacanya).

Nasehat ini bukan semata untuk orang yang membaca tulisan ini, namun tulisan ini tentunya untuk diri sendiri penulis, Mohon doa dari pembaca semoga Allah mengampuni kekhilafan hamba Nya.


NB : untuk teman-teman yang sering menggunakan internet, mari bantu membeli Indonesia kembali bersama Ustadz Yusuf Mansur, insyAllah halal dan berkah. silahkan buka link http://www.sobatvsi.com/?id=bqmus_zahra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar