Selasa, 10 Juni 2014


Analisis Silang Puncak (Top Cross) dengan Program R (Top Cross)

A.      TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menganalisis silang puncak (Top Cross) dengan program R (Top Cross).
B.       TINJAUAN PUSTAKA
Varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi tanaman yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau populasi tangkaran). Syarat populasi pemuliaan untuk dapat dipakai sebagai tetua dalam varietas hibrida adalah homogen dalam penampilan (fenotipe) namun tidak perlu homozigot. Varietas hibrida dilihat dari silsilahnya diantaranya adalah silang puncak atau top cross adalah progeni hibrida yang dihasilkan melalui penyerbukan suatu galur murni dengan suatu populasi yang menghasilkan pollen yang tercampur secara genetik (Wikipedia, 2012).
Persilangan pada padi dapat terjadi secara alami maupun buatan. Persilangan padi secara alami dilakukan dengan bantuan angin sedangkan buatan dibantu oleh manusia. Persilangan padi secara buatan biasanya menghasilkan padi yang umur ganjah dan batang pendek anakan produktif banyak dan hasil yang relatif tinggi. Sedangkan pada padi persilangan sendiri hasil yang didapat relatif berumur panjang dan tanamannya tinggi, anakan produktif relatif sedikit serta hasil sedikit (Akbar, 2010).
Cara atau metode untuk menyilangkan padi secara buatan diantaranya :
1.         Silang tunggal (single cross) yaitu persilangan padi yang hanya melibatkan dua tetua saja.
2.         Silang puncak (top cross) merupakan persilangan antara F1 dan tetua lainnya.
3.         Silang ganda (double cross) merupakan persilangan antara F1 dan F1 dari persilangan tunggal.
4.         Silang balik (backcross) merupakan persilangan F1 dengan salah satu tetuanya  (Harahap, 1982).

C.      WAKTU dan TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 25 Mei 2012 di Program studi Pemuliaan tanaman
D.      BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM
     Bahan dan alat praktikum yang digunakan adalah alat tulis dan komputer.
E.       CARA KERJA 
1.      Data dibuat dalam Excel sesuai denga susunan.
2.      Kemudian save as di D dengan nama file “hasil” dalam bentuk text (tab limited)
3.      Panggil R (Program Top Cross)
v Klik pachages – klik load pachages – klik agricole – Ok
v Buka menu file – klik change dir – buka data di D – Ok
4.      Akan muncul > ketik hasil <- read.table(“hasil.txt”, (enter); akan muncul + lanjutkan ketik header=T,sep=”\t”) (enter), akan muncul > lanjutkan ketik data (hasil) (enter)
Muncul : warning message :
In data (hasil) : data set ‘hasil’not found
Ø  Ketik str(hasil) (enter)
Ø   ketik attach(hasil) (enter)
Ø  Ketik output2<-lieXtester (replication, lines, testers, yield)enter
F.       ANALISIS DATA
G.    Tabel 1. Data jumlah gabah per rumpun
Replication
Lines
Tester
Yield
Replication
Lines
Tester
Yield
1
1
21
14.52
3
17
21
19,99
2
1
21
16.2
1
17
22
15.65
3
1
21
15.2
2
17
22
18.25
1
1
22
16.66
3
17
22
25.21
2
1
22
18.25
1
18
21
13.33
3
1
22
17.25
2
18
21
9.56
1
2
21
24.5
3
18
21
21.24
2
2
21
18.25
1
18
22
15.63
3
2
21
15.26
2
18
22
21.25
1
2
22
28.57
3
18
22
23.56
2
2
22
21.25
1
19
21
16.24
3
2
22
22.21
2
19
21
17.25
1
3
21
15.8
3
19
21
31.44
2
3
21
16.2
1
19
22
18.25
3
3
21
16.8
2
19
22
18.25
1
3
22
17.58
3
19
22
25.25
2
3
22
18.42
1
20
21
10.22
3
3
22
28.36
2
20
21
14.25
1
4
21
20.2
3
20
21
24.11
2
4
21
21.2
1
20
22
14.25
3
4
21
27.14
2
20
22
15.24
1
4
22
24.15
3
20
22
21.59
2
4
22
23.56
1
1

13.918
3
4
22
30.14
2
1

15.69
1
5
21
21.25
3
1

14.68
2
5
21
21.45
1
2

22.818
3
5
21
17.49
2
2

15.18
1
5
22
24.35
3
2

11.68
2
5
22
23.25
1
3

13.838
3
5
22
18.24
2
3

15.91
1
6
21
18.25
3
3

15.84
2
6
21
19.25
1
4

18.938
3
6
21
14.25
2
4

18.07
1
6
22
22.25
3
4

24.96
2
6
22
22.54
1
5

19.85
3
6
22
18.24
2
5

19.47
1
7
21
12.5
3
5

14.97
2
7
21
18.25
1
6

16.51
3
7
21
19.25
2
6

15.2
1
7
22
14.21
3
6

12.68
2
7
22
21.56
1
7

10.442
3
7
22
22.24
2
7

17.43
1
8
21
18.25
3
7

17.17
2
8
21
38.25
1
8

16.072
3
8
21
26.37
2
8

41.4
1
8
22
21.69
3
8

20.27
2
8
22
40.12
1
9

12.498
3
8
22
24.68
2
9

18.66
1
9
21
15.5
3
9

14.3
2
9
21
21.75
1
10

15.376
3
9
21
17.24
2
10

23.14
1
9
22
17.25
3
10

17.06
2
9
22
23.54
1
11

14.434
3
9
22
22.15
2
11

26.48
1
10
21
17.21
3
11

21.48
2
10
21
27.21
1
12

13.438
3
10
21
15.24
2
12

28.71
1
10
22
19.25
3
12

17
2
10
22
29.24
1
13

15.116
3
10
22
18.77
2
13

21.38
1
11
21
12.2
3
13

13.95
2
11
21
21.25
1
14

13.144
3
11
21
18,24
2
14

11,84
1
11
22
15.65
3
14

13.29
2
11
22
23.89
1
15

11.348
3
11
22
22.24
2
15

14.13
1
12
21
10.2
3
15

19.47
2
12
21
25.26
1
16

10.956
3
12
21
16.24
2
16

13.22
1
12
22
14.25
3
16

13.65
2
12
22
24.24
1
17

10.95
3
12
22
18.21
2
17

15.69
1
13
21
18.25
3
17

18.66
2
13
21
25.2
1
18

11.496
3
13
21
17.25
2
18

18.74
1
13
22
23.25
3
18

26.1
2
13
22
28.44
1
19

15.72
3
13
22
21.56
2
19

15.63
1
14
21
15.24
3
19

29.67
2
14
21
14.25
1
20

9.65
3
14
21
17.21
2
20

13.9
1
14
22
17.56
3
20

22.13
2
14
22
18.25
1
21

10.704
3
14
22
19.65
2
21

18.51
1
15
21
15.24
3
21

13.07
2
15
21
16.24
1
22

16.02
3
15
21
24.21
2
22

27.43
1
15
22
19.25
3
22

21.45
2
15
22
18.65

3
15
22
20.21

1
16
21
12.21

2
16
21
15.11

3
16
21
14.55

1
16
22
15.25

2
16
22
18.59

3
16
22
18.24

1
17
21
13.56

2
17
21
16.88


'data.frame':   186 obs. of  4 variables:
 $ replication: int  1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 ...
 $ lines      : int  1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 ...
 $ tester     : int  21 21 21 22 22 22 21 21 21 22 ...
 $ yield      : num  14.5 16.2 15.2 16.7 18.2 ...
> attach(hasil)
> output2<-lineXtester(replication,lines,tester,yield)

ANALYSIS LINE x TESTER:  yield

ANOVA with parents and crosses
==============================
                     Df    Sum Sq   Mean Sq F value Pr(>F)
Replications          2  635.6546 317.82732  15.931 0.0000
Treatments           61 2272.8465  37.25978   1.868 0.0018
Parents              21  691.8666  32.94603   1.651 0.0484
Parents vs. Crosses   1  259.6942 259.69421  13.017 0.0004
Crosses              39 1321.2857  33.87912   1.698 0.0154
Error               122 2434.0056  19.95087              
Total               185 5342.5068                         

ANOVA for line X tester analysis
================================
                 Df     Sum Sq    Mean Sq F value Pr(>F)
Lines            19 1025.74020  53.986326  14.298 0.0000
Testers           1  223.80545 223.805453  59.274 0.0000
Lines X Testers  19   71.74008   3.775794   0.189 0.9999
Error           122 2434.00564  19.950866              

ANOVA for line X tester analysis including parents
==================================================
                     Df     Sum Sq    Mean Sq F value Pr(>F)
Replications          2  635.65465 317.827325  15.931 0.0000
Treatments           61 2272.84653  37.259779   1.868 0.0018
Parents              21  691.86659  32.946028   1.651 0.0484
Parents vs. Crosses   1  259.69421 259.694214  13.017 0.0004
Crosses              39 1321.28573  33.879121   1.698 0.0154
Lines                19 1025.74020  53.986326  14.298 0.0000
Testers               1  223.80545 223.805453  59.274 0.0000
Lines X Testers      19   71.74008   3.775794   0.189 0.9999
Error               122 2434.00564  19.950866              
Total               185 5342.50681                         

GCA Effects:
===========
Lines Effects:
     1      2      3      4      5      6      7      8      9     10     11
-3.283  2.043 -0.770  4.768  1.375 -0.500 -1.628  8.597 -0.058  1.523 -0.718
    12     13     14     15     16     17     18     19     20
-1.563  2.695 -2.603 -0.663 -3.972 -1.506 -2.201  1.483 -3.020

Testers Effects:
    21     22
-1.366  1.366

SCA Effects:
===========
     Testers
Lines     21     22
   1   0.326 -0.326
   2  -0.971  0.971
   3  -1.228  1.228
   4  -0.186  0.186
   5   0.424 -0.424
   6  -0.514  0.514
   7   0.031 -0.031
   8   0.762 -0.762
   9  -0.043  0.043
   10  0.099 -0.099
   11 -0.316  0.316
   12  0.532 -0.532
   13 -0.726  0.726
   14 -0.094  0.094
   15  0.962 -0.962
   16 -0.336  0.336
   17 -0.214  0.214
   18 -1.353  1.353
   19  1.896 -1.896
   20  0.949 -0.949

Standard Errors for Combining Ability Effects:
=============================================
S.E. (gca for line)   : 1.823498
S.E. (gca for tester) : 0.5766406
S.E. (sca effect)     : 2.578815
S.E. (gi - gj)line    : 2.578815
S.E. (gi - gj)tester  : 0.815493
S.E. (sij - skl)tester: 3.646996

Genetic Components:
==================
Cov H.S. (line)   : 8.368422
Cov H.S. (tester) : 3.667161
Cov H.S. (average): 0.3373649
Cov F.S. (average): 24.63500
F = 0, Aditive genetic variance : 5.397838
F = 1, Aditive genetic variance : 1.349460
F = 0, Variance due to Dominance: -21.56676
F = 1, Variance due to Dominance: -5.391691

Proportional contribution of lines, testers
 and their interactions to total variance
===========================================
Contributions of lines  : 77.63197
Contributions of testers: 16.93846
Contributions of lxt    : 5.429566
>





H.      PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
1.         Pembahasan
Analisis silang puncak yang dilakukan dalam praktikum ini adalah analisis menggunakan program R (Top Cross). Dengan menganalisis persilangan antara suatu galur dengan penguji  maka dapat diperoleh informasi tentang gen dan dengan saat yang bersamaan dapat diketahui daya gabung galur-varietas dalam kombinasinya (Singh and Chaudhary, 1997). Dapat dikatakan uji silang pucak yang dilakukan dalam praktikum ini digunakan untuk menduga daya gabung yaitu daya gabung umum dan daya gabung khusus.
Hasil analisis ragam persilangan dengan penguji, keseluruhan memberikan hasil yang berbeda nyata, dimana nilai probabiliti < 0.05 baik itu ulangan, perlakuan, tetua, tetua dengan penguji dan penguji.  Begitu juga dengan hasil analisis ragam antara lines dengan testers serta hasil including parents lines dan testers memberikan hasil yang berbeda nyata kecuali pada hasil lines dengan testers tidak memberikan hasil yang berbeda nyata (P< 0.05).
Dari hasil analisis data dapat dilihat nilai rata-rata daya gabung umum. Nilai rata-rata daya gabung umum yang paling tinggi ditunjukkan oleh lines 8 dengan nilai 8.590 dan nilai rata-rata yang paling rendah ditunjukkan oleh lines 16 yaitu -3.978.  nilai rata-rata tertinggi untuk daya gabung khusus untuk tester 21 dan 22 adalah 0.789 pada lines 15 dan 1.145 pada lines 2 Suatu  bahan pemuliaan dikategorikan mempunyai daya gabung umum yang baik  jika hasil perkawinannya dengan sejumlah bahan pemuliaan  lain memberikan nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai rata-rata keseluruhan perkawinan yang dilakukan dan suatu bahan pemuliaan dikatakan mempunyai daya gabung khusus yang baik jika dlam suatu pasangan perkawinan tertentu memberikan nilai penampakan atau hasil yang jauh lebih baik  dari pada rata-rata tetua atau seluruh perkawinan (Muliarta, 2012).
Hal ini membuktikan bahwa nilai rata-rata tertinggi untuk daya gabung umum dikategorikan mempunyai daya gabung umum yang baik sedangkan nilai rata-rata terendah dikategorikan mempunyai daya gabung umum yang tidak baik, begitu juga dengan nilai daya gabung khusus, dengan rata-rata tertinggi dikategorikan daya gabung khusus baik yang dapat memperlihatkan keselekitfannya jika disilangkan dengan bahan pemuliaan lain.

2.    Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah \
1.      Diperoleh cara menganalisis uji silang puncak dengan menggunakan program R (Top Cross).
2.      Silang puncak (top cross) merupakan hasil persilangan antara F1 dan tetua lainnya.
3.      Hasil analisis ragam persilangan dengan penguji, keseluruhan memberikan hasil yang berbeda nyata
4.      Hasil analisis ragam antara lines dengan testers serta hasil including parents lines dan testers memberikan hasil yang berbeda nyata kecuali pada hasil lines dengan testers tidak memberikan hasil yang berbeda nyata.
5.      Nilai rata-rata daya gabung umum yang paling tinggi ditunjukkan oleh lines 8 dengan nilai 8.590 dan nilai rata-rata yang paling rendah ditunjukkan oleh lines 16 yaitu -3.978. 
6.      Nilai rata-rata tertinggi untuk daya gabung khusus untuk tester 21 dan 22 adalah 0.789 pada lines 15 dan 1.145 pada lines 2
7.      Nilai rata-rata tertinggi untuk daya gabung umum dikategorikan mempunyai daya gabung umum yang baik sedangkan nilai rata-rata terendah dikategorikan mempunyai daya gabung umum yang tidak baik,
8.      Nilai daya gabung khusus dengan rata-rata tertinggi dikategorikan daya gabung khusus baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Joni. 2010.  Penyerbukan dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. http : //joni – akbar .blogspot .com/. Diakses pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 07.00 WITA: Mataram.
Harahap, Z. 1982. Pedoman Pemuliaan Padi. Lembaga Biologi Nasional. Bogor
Wikipedia. 2012. Varietas Hibrida. http://id.wikipedia.org/wiki/Varietas_hibrida. Diakses pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 07.00 WITA: Mataram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar